Akhlak Tasawuf (Definisi, Ruang lingkup, dan Dasar)

 Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Hallo teman-teman, dalam tulisan blog kali ini saya akan menjelaskan mengenai definisi, ruang lingkup dan dasar-dasar dari Akhlak Tasawuf. 

Apa pengertian dari akhlak?

Secara bahasa akhlak berarti budi pekerti, adat istiadat, perangai, muru’ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabiat. Sedangkan secara istilah diambil dalam dua pemikiran, yaitu menurut Ibnu Miskawaih, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Dan dalam pemikiran Imam al-Gozhali, akhlak adalah jiwa yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan perbuatan.


Secara substansi, perbuatan akhlak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

- Tertanam kuat dalam jiwa dan telah menjadi kepribadian

- Dilakukan dengan mudah tanpa ada pemikiran

- Timbul tanpa adanya paksaan dari orang lain

- Bukan sandiwara

- Akhlak yang baik dilakukan ikhlas karena Allah SWT


Apa saja ruang lingkup akhlak Islami ?

- Akhlak terhadap Allah (hablum minallah)

Sikap seharusnya manusia kepada Tuhannya. Misal : takwa, beribadah, dan tidak menyekutukan-Nya.

- Akhlak terhadap manusia (hablum minannas)

Manusia memiliki kewajiban terhadap sesamanya, yaitu menjaga hubungan baik dengan manusia lain. Oleh karena itu, dilarang untuk mengambil harta orang lain tanpa alasan yang benar, saling menyakiti baik batin maupun lahir, dan dilarang saling membunuh. 

- Akhlak terhadap lingkungan (hablum minal alam)

Lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, binatang, tumbuhan, maupun benda-benda lain tak bernyawa.


Lalu, bagaimana hubungannya dengan etika, moral, dan asusila?

Sumber penentu baik buruknya akhlak adalah Al-Quran dan Hadist. Etika adalah pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Moral adalah suatu nilai atau sistem hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan oleh masyarakat yang diyakini akan memberikan harapan munculnya kebahagiaan. Dan asusila adalah aturan hidup yang lebih baik mengacu pada upaya membiasakan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Dari ketiga hal tersebut, hubungannya mengarah pada tujuan yaitu menghendaki terciptanya keadaan yang baik, sejahtera secara batin dan lahir.


Apa pengertian dari tasawuf?

Secara etimologi dibagi menjadi 5 arti, yaitu:

- Dikonotasikan dengan ahl ash shuffah, yaitu sekelompok orang di masa Nabi yang banyak berdiam berdiri di serambi masjid dan mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Allah SWT.

- Berasal dari kata shafa yang artinya suci.

- Berasal dari kata shaff  yang dinisbatkan kepada orang yang ketika shalat selalu berada di barisan belakang.

- Dinisbatkan dengan kata shopos (Yunani) yang disamakan dengan kata hikmah (Arab) berarti kebijaksanaan

- Berasal dari kata shuf. Yaitu kain dari buku wol yang kasar.

Secara terminologi, tasawuf adalah usaha melatih jiwa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, yang dapat membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan dunia untuk ber-taqarrub kepada Tuhan sehingga jiwanya bersih, mencerminkan akhlak mulia dalam kehidupannya dan menemukan kebahagiaan spiritual.


Apa saja tujuan dari tasawuf?

- Mewujudkan kestabilan jiwa yang berkesinambungan penguasaan dan pengendalian hawa nafsu, sehingga konsisten kepada keluhuran moral.

- Ma’rifatullah melalui penyingkapan langsung atau metode kasyf al-hijab.

- Membahas bagaimana pendekatan diri kepada Allah, pengkajian hubungan antara Tuhan dan makhluk-Nya.


Tasawuf sama dengan mistisime, adapun citi-cirinya sebagai berikut :

- Peningkatan moral

- Pemenuhan Fana’ (Sirna) dalam realitas mutlak

- Pengetahuan intuitif langsung

- Ketentraman atau kebahagiaan.


Dasar Tasawuf

Tasawuf menggunakan dasar dalam Al Qur’an yaitu Q.S. Qaf ayat 16, Q.S. Fathir ayat 5, Q.S. At-Tahrim ayat 8, Q.S. Al Maidah ayat 54, Q.S. Al Baqarah ayat 115 dan 186, Q.S. An Nur ayat 35, dan Q.S. An Nisa ayat 77. Dari ayat-ayat tersebut menunujukkan bahwa manusia diamanati agar selalu menjauhi larangan dan mengerjakan perintah-Nya supaya menjadi hamba yang berjiwa bersih, berakhlak mulia, bahagia dunia dan akhirat. Tasawuf juga menggunakan dasar dalam Hadis Qudsi dari HR. Al Bukhori.


Tasawuf, pentingkah?

Tasawuf mengajarkan manusia agar jadi pribadi yang berakhlak mulia dan menghilangkan segala akhlak dari perbuatan tercela.

Manusia dalam pandangan Islam:

- Unsur materi (Q.S. As-Sajadah 7-8)

Manusia dijelaskan berasal dari tanah. Tanah secara fisik posisinya rendah. Sehingga pada sejatinya manusia itu adalah makhluk dengan posisi rendah di hadapan sang Pencipta.

- Unsur non materi (Q.S. As-Sajadah ayat 9 ; Al-Isra’ ayat 175 ; Al-Qadr ayat 4)

Nafkhah adalah nyawa. Manusia yang selalu mendekatkan dirinya kepada Allah SWT termasuk mulia dan tinggi derajatnya.


Tuhan, Manusia, Alam dan IPTEK membentuk satu kesatuan yang saling berkesinambungan. Dari keempat hal tersebut melalui ilmu filsafat manusia diberi akal untuk berpikir dan melalui ilmu tasawuf diberi hati untuk merasa dalam proses menuju manusia yang baik “derajatnya”. Manusia memiliki hak untuk memanfaatkan sarana prasana dengan IPTEK dan sumber daya yang ada guna mengembangkan ilmunya, tetapi juga memiliki kewajiban untuk selalu merawat dan menjaga sumber daya tersebut. Pada dasarnya, dari semua hal yang ada di bumi ini termasuk manusia itu bersumber dan kembali pada Tuhan.


                                            

Opini saya:

Dari pembahasan di atas, dapat saya simpulkan bahwa akhlak adalah suatu dorongan dari dalam jiwa manusia terjadi tanpa adanya pemikiran dilakukan secara sadar menuju suatu perbuatan yang baik. Dan tasawuf adalah suatu usaha untuk menyucikan diri, menjernihkan perilaku, menjauhkan diri dari pengaruh buruknya dunia guna memperoleh kebahagian nurani dengan cara lebih mendekatkan diri pada sang Pencipta. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang berposisi “rendah”. Jadi tidak pantas jika merasa sudah benar perilakunya. Perlu adanya pemurnian akhlak dengan tasawuf. Akhlak dan tasawuf saling berhubungan. Dengan adanya tasawuf (penjernihan diri) akan menghasilkan akhlak yang baik sehingga tercapailah kebahagiaan nurani dalam diri seseorang.

Dalam lingkup akhlak dan tasawuf tidak hanya berorientasi pada manusia saja. Alam dan IPTEK juga memilki peranan penting. Baik dari manusia, alam, maupun segala isi dunia yang menunjang akhlak dan tasawuf asalnya dari Allah SWT dan kembali pada Allah SWT.

                                          

Cukup sekian penjelasan dari saya, semoga bermanfaat untuk semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh-tokoh Tasawuf Pada Masa Klasik, Abad Pertengahan, Modern, dan Kontemporer

Ahwal dalam Tasawuf : Tawadhu dan Taqwa

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Dan Indikator Pembelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MI