Sejarah Tasawuf
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Halo teman-teman, dalam blog kali ini saya akan menguraikan tentang sejarah tasawuf dari awal kemunculannya di zaman Nabi Muhammad SAW hingga perkembangannya di masa sekarang.
Sejarah tasawuf
Era Nabi Muhammad SAW
Bisa dikatakan tasawuf pada masa ini adalah suatu realitas tanpa nama. Maksudnya, pada zaman Nabi Muhammad SAW nama tasawuf belum ada. Tetapi dengan pola hidup nabi pada saat itu yang diyakini sebagai timbulnya tasawuf. Nabi memberikan teladan kesufian dan para pengikutnya mencontoh teladan luhur tersebut. Misalnya, sikap sederhana, zuhud, tawadhu’, memfokuskan diri beribadah pada Allah, dan lain sebagainya.
Era Khulafaur-Rasyidin
Pada era ini terkenal dengan masa kehidupan empat sahabat besar setelah Nabi Muhammad SAW. Yaitu Abu Bakar al-Siddiq, Umar ibn al-Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali ibn Abi Thalib. Mereka adalah murid yang mendapat bimbingan langsung dari Nabi. Sehingga segala perbuatan dan ucapan mereka jelas senantiasa mengikuti tata cara kehidupan Nabi Muhammad SAW. Selain itu, kehidupan para sahabat Nabi “Ahlus Suffah” juga menjadi teladan dalam tasawuf. Mereka yang tinggal di Masjid Nabawi Madinah dalam keadaan serba miskin namun senantiasa teguh memegang akidah dan selalu mendekatkan diri pada Allah SWT.
Abad 1 sampai 2 Hijriyyah (Fase Asketisme:Zuhud)
Pada fase ini muncul individu-individu kalangan muslim yang lebih mengutamakan urusan akhirat (ibadah) dibandingkan urusan dunia (makan, minum, dan tempat tinggal). Tetapi, bukan berarti dengan berperilaku zuhud mereka mengabaikan kehidupan dunia. Mereka melakukan zuhud tidak lain adalah untuk mengejar keuntungan dari akhirat. Pada paruh abad ke-2 H, istilah sufi mulai digunakan, salah satu pemakainya adalah Hasan al-Basri. Ia adalah ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah.
Abad 3 sampai 4 Hijriyyah
Di abad ini tasawuf berkembang menjadi ilmu moral keagamaan atau ilmu akhlak keagamaan. Tasawuf menjadi sebuah disiplin ilmu tentang kebatinan (perhatian dari segi psikologis) sehingga ditujukan untuk perbaikan akhlak. Pada abad ini muncul tokoh tasawuf seperti Al-Junaid, Sari Al-Saqathi, dan Al-Kharraz yang memberikan pengajaran dan penddikan dalam bentuk jamaah. Sehingga perkembangan tasawuf di abad ini ditandai bercampurnya tasawuf dengan filsafat. Hal ini menjadikan nilai dari tasawuf sukar dipahami dengan munculnya istilah fana’, hulul, dan lain-lain.
Abad 5 Hijriyyah
Memasuki abad 5 H terjadi kemunduran tasawuf filsafat yang luar biasa.sedangkan tasawuf sunni mengalami kemajuan yang pesat. Ditandai dengan muncul tokoh tasawuf sunni yaitu Abu Ismail Abdullah bin Muhammad al-Ansari al-Harawi (396-481 H). Puncak kejayaan tasawuf sunni terjadi saat pemerintahan al-Ghazali, karena capaiannya yang gemilang ia mendapat gelar kehormatan sebagai “Hujjatul Islam”.
Abad 6 sampai 7 Hijriyyah
Aliran tasawuf amali muncul pada abad ini. Ditandai dengan lahirnya tokoh tasawuf amali yaitu Syaikh Abdul Qadir al-Jailani di Bagdad (470-561 H) dan Ahmad bin Ali Abul Abbas ar-Rifa’I di Irak (W.578 H). Sebuah madrasah didirikan dengan tujuan untuk pembimbingan calon sufi menuju pengalaman ilahi.
Memasuki periode abad 7 tasawuf mengalami kemajuan kembali dengan muncul tokoh terkenal yakni Ibnu Arabi. Beliau berhasil menemukan teori baru dalam tasawuf filsafat yaitu “Wahdatul Wujud” yang banyak didiskusikan oleh tokoh lain seperti ar-Rumi.
Kemudian setelah abad 7, tidak ada lagi tokoh-tokoh muncul yang membawa ide-ide besar sendiri, jikapun ada itu hanya sebagai seorang pengembang dari ide tokoh terdahulu.
Era Modern (Neo-Sufism)
Maksud dari tasawuf modern adalah penghayatan agama esoteris yang mendalam tetapi tidak dengan serta merta melakukan pengasingan diri (uzlah). Neo-Sufism akan menolak terhadap kepercayaan yang berlebihan kepada sains dan teknologi selaku pelaku produk era modernism.
Neo-Sufism menekankan perlunya keterlibatan diri dalam masyarakat secara lebih daripada Sufism terdahulu. Pemahaman neo-Sufism bisa memberikan bukti nyata ketika melihat fenoma yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini. Munculnya pemahaman ini ditandai dengan lahirnya lembaga-lembaga tasawuf yang tidak berakar langsung dari tarekat dan digelar massal maupun komersial. Lembaga tersebut misalnya, Kelompok Kajian Islam Paramadina.
-------------------------
Kesimpulan :
Keberadaan tasawuf itu sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Hanya saja pada saat itu belum bernama. Kemunculan tasawuf ditunjukkan denga pola hidup Nabi Muhammad yang senantiasa mengutamakan ibadah kepada Allah SWT. Pola hidup ini beliau ajarkan dan dipelajari langsung oleh para sahabat. Seiring berjalannya waktu tasawuf melewati perkembangan yang berbeda di setiap zamannya. Perkembangan ini disertai perkembangan pola ibadah kepada Allah SWT yang berbeda-beda juga. Muncul pemahaman-pemahaman tasawuf misalnya tasawuf filsafat pada abad 3, tasawuf sunni pada abad 5, tasawuf alami pada abad 6, sampai pada tasawuf neo-sufism sekarang ini. Hasil pemikiran-pemikiran besar dari tokoh tasawuf sudah tidak muncul lagi setelah abad ke-7. Hasil pemikiran setelah abad ini dominan merupakan hasil pengembangan produk ide-ide dari tokoh tasawuf terdahulu.
Tasawuf pada masa sekarang disebut dengan istilah tasawuf modern. Perbedaan dengan tasawuf masa dulu dengan sekarang adalah adanya penggunaan teknologi selaras dengan perkembangan zaman. Praktik tasawuf pada zaman modern mulai dilakukan secara massal atau melalui suatu lembaga-lembaga yang tentunya berbeda praktik tasawuf zaman dulu yang lebih mengutamakan pelaksanaanya untuk kepentingan pribadi.
-------------------------
Cukup sekian penjelasan dari saya, semoga bermanfaat untuk semua. Aamiin.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
bagus, ditunggu karya-karya selanjutnya...
BalasHapus