MAQAMAT TASAWUF : TAWAKAL DAN MAHABBAH


Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Hallo teman-teman, dalam tulisan blog kali ini saya akan menjelaskan mengenai maqamat dalam tasawuf tentang Tawakal dan Mahabbah. Selamat membaca.

A. Pengertian Tawakal Dan Mahabbah

1. Pengertian Tawakal

Tawakal adalah penyerahan segala perkara, ikhtiar, dan usaha yang dilakukan kepada Allah swt serta berserah diri sepenuhnya kepada-NYA untuk mendapatkan kemashlahatan atau menolak kemudhorotan. 

Menurut Quraish Shibah, tawakal bukan berarti penyerahan mutlak kepada allah swt, tetapi penyerahan tersebut harus didahului dengan usaha manusiawi. Menurut M. Yunan Nasution apabila segala ihktiar sudah dilakukan, barulah berserah diri kepada allah swt, dan tawakal itu pun tidak boleh secara total menghentikan usaha atau ikhtiar.

2. Pengertian Mahabbah

Secara bahasa cinta atau mahabbah dalam bahasa latin mempunyai istilah amor dan caritas. Dalam istilah Yunani disebut juga phillia, eros, dan egape. Phillia mempunyai konotasi cinta yang terdapat dalam persahabatan, sedangkan amor dan eros ialah jenis cinta berdasarkan keinginan. Kemudian caritas dan egape merupakan tipe cinta yang lebih tinggi dan tidak mementingkan diri sendiri. Konsep cinta merupakan subjek meditasi filosofis yang berkaitan dengan masalah-masalah etis. Ia sebagai salah satu dorongan manusia yang paling kuat. Cinta atau yang dikenal bahasa arabnya yaitu mahabbah berasal dari kata Ahabbah-Yuhibbu-Mahabbatan, yang berarti mencintai secara mendalam. Dalam al-mu’jam al falsafi , jamil shaliba mengatakan mahabbah adalah lawan dari benci. Kemudian juga pula dapat diartikan al-wadud yang berarti sangat kasih atau sayang. Orang yang mencintai Allah swt akan taat kepada perintah-NYA dan menjauhi laranga-NYA.

Secara istilah mahabbah terdapat perbedaan menurut kalangan sufi, karena persepsi mereka ungkapkan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka. Pendapat kaum Teologi yang diberikan kepada manusia, kemudian keinginan manusia ingin menyatu dengan Tuhan juga perasaan berbakti dan bersahabat seseorang kepada lainya. Pengertian tersebut bersifat umum sebagaimana yang dipahami masyarakat bahwa ada cinta Tuhan kepada manusia dan sebaliknya, ada mahabbah manusia kepadanya dan sesama.

Dengan hidup berdasarkan cinta membuat tidak tersisa ruang sedikit pun untuk mengalirkan perasaan benci dan dendam kepada makhluk-makhluk Tuhan, utamanya manusia. Cinta kepada allah membuat mata batin manusia untuk melihat berbagai kelemahan orang lain. Dengan cinta itu, ia meletakkan hubungan antar manusia dalam sebuah arus besar menuju Tuhan. Hal itu pula yang membawa mereka hidup delam sebuah harmoni kemanusiaan yang erat, jauh dari konflik, terbuka, dan dialogis.

B. Dalil Tawakal Dan Mahabbah

1. Dalil Al-Qur’an dan Hadist yang menjelaskan tentang tawakal

a.  Al- Qur’an

Q.S. Ibrahim/14:12

وَمَا لَنَآ اَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللّٰهِ وَقَدْ هَدٰىنَا سُبُلَنَاۗ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلٰى مَآ اٰذَيْتُمُوْنَاۗ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُوْنَ 

Artinya : Dan mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh, akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakal berserah diri."

b. Hadist

Dalam Sunan al-Turmudzi, disebutkan: Artinya : “Dari ‘Umar ibn al-Khaththab, ia berkata bahwa Rasulullah Saw. berkata sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, pasti Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada Burung, pagi hari pergi dalam keadaan lapar dan sore hari pulang dalam keadaan kenyang.”

2. Dalil Al-Qur’an dan Hadist yang menjelaskan tentang Cinta (Al-Mahabbal)

a. Al- Qur’an

Surat Ali Imran ayat 31 :

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya : Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

b. Hadist

Hadits Riwayat Anas bin Malik :

Artinya : “ Barangsiapa yang menghina wali-Ku ( kekasih-Ku ), sesungguhnya ia telah terang-terangan memerangi-Ku. Tidaklah Aku ragu-ragu melakukan seperti Keraguan-Ku ketika mencabut nyawa hamba-Ku yang beriman. Dia benci kematian dan saya tidak mau menyakitinya, sedangkan kematian itu pasti ada. Tidak ada sesuatu yang  paling Aku sukai yang bisa mendekatkan hamba-Ku dengan-Ku lebih dari melakukan kewajiban yang Aku perintahkan kepadanya. Dan senantiasa mendekati-Ku dengan melaksanakan ibadah-ibadah sunat sampai Aku mencintainya. Dan barangsiapa  yang telah Aku cintai, maka Aku mendengar, melihat, menolong, dan mendukung-nya.”.

C. Macam-Macam Tawakal dan Mahabbah

1. Macam macam tawakal

a. Tawakal kepada Allah

1) Tawakal kepada Allah dalam istiqomah dirinya dengan petunjuknya, pemurnian tauhid.

2) Tawakal kepada Allah dalam penegakan agama Allah di muka bumi, menanggulangi kehancuran, melawan bid’ah, berijtihad melawan orang kafir, amar ma’ruf nahi munkar.

3) Tawakal kepada Allah dalam rangka seorang hamba ingin mendapatkan berbagai hajat dan bagian duniawi atau dalam rangka menghindari berbagai hal yang tidak diharapkan dan berbagai musibah duniawi.

4) Tawakal kepada Allah dalam rangka mendapatkan dosa dan kekejian.

b. Tawakal kepada selain Allah

1) Tawakal bernuansa syirik

2) Perwakilan yang diperbolehkan

Yaitu ketika seseorang mewakilkan suatu pekerjaan yang dimampui kepada orang lain. Dengan demikian orang yang mewakilkan itu mencapai sebagian apa yang menjadi tuntutannya.

2. Macam-macam mahabbah

a. Mahabbah kepada Allah, yaitu cinta yang merupakan dasar iman dan tauhid.

b. Mahabbah karena Allah, yaitu mencintai nabi-nabi, rasul-rasul dan hamba-hamba –Nya yang sholeh serta mencintai apa yang dicintai Allah berupa amalan, waktu, tempat dan sebagainya. Cinta ini mengikuti dan menyempurnanan kecintaan kepada Allah.

c. Mahabbah bersama Allah, yaitu kecintaan orang-orang musyrik terhadap tuhan-tuhan dan sembahan-sembahan mereka seperti pohon, batu, manusia dan lain lain yang merupakan asal dan dasar dari syirik.

d. Mahabbah naluri terbagi menjadi tiga macam yakni :

1) Cinta penghormatan dan penghargaan, seperti cinta pada orang tua.

2) Cinta kasih sayang dan rahmat, seperti kecintaan kepada anak.

3) Cinta yang memiliki oleh semua orang.

D. Tingkatan Tawakal dan Mahabbah

1. Tingkatan tawakal

a. Pertama, yaitu keadaan dimana anda meyakini kebenaran bahwa Allah membantu dan menolong hamba-Nya.

b. Kedua, tingkatan yang lebih tinggi, keadaan dimana anda merasa bersama Allah bagaikan anak dalam dekapan sang ibu. 

c. Ketiga, tingkatan ini merupakan tingkatan tertinggi yakni keadaan dimana anda memosisikan diri dihadapan Allah layaknya jenazah di depan orang yang memandikan nya, atau seperti anak kecil yang hendak dipisahkan dari ibunya. 

2. Tingkatan mahabbah

a. Cinta biasa : yaitu selalu mengingat tuhan dengan dzikir dan senantiasa memuji tuhan.

b. Cinta orang yang shidiq : yaitu orang yang kenal kepada tuhan, pada kebesaranNya, pada kekuasaanNya, pada ilmuNya dan lain lain. Hatinya penuh dengan perasaan cinta pada tuhan dan selalu rindu pada-Nya.

c. Cinta orang yang arif : yaitu orang yang tahu betul pada tuhannya. Yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai. Akhirnya sifat-sifat yang dicintai masuk ke dalam diri yang mencintai.

Seseorang pada dasarnya tidak mencintai sesuatu kecuali jika sesuatu itu memberinya manfaat dan ingin terhindar dari musibah. Ia mencintai seseorang atau sesuatu, karena yang dicintainya itu menjadi sarana baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Cinta seperti ini bukan cinta karena Allah, bukan pula cinta pada dzat sesuatu yang dicintainya. Oleh karena itu, kita harus membedakan cinta yang disertai dengan tauhid dengan cinta yang mengandung syirik.

------------------------------------------------------

Kesimpulan :

Dari pembahasan diatas terkait maqomat dalam tasawuf salah satunya yaitu tawakal dan mahabbah. Dalam rangka meraih derajat kesempurnaan, seorang sufi dituntut untuk melampaui tahapan-tahapan spiritual, memiliki suatu konsepsi tentang jalan (tharikat) menuju Allah swt.jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah (riyadhah) lalu secara bertahap menempuh berbagai fase yang dalam tradisi tasawuf dikenal dengan maqam (tingkatan). Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa maqam dijalani seorang salik melalui usaha yang sungguh-sungguh, sejumlah kewajiban yang harus ditempuh untuk jangka waktu tertentu.  Salah satu jalan untuk menuju kepada allah atau mendekatkan diri kepada allah yaitu tawakal dan mahabbah.

Tawakkal bermakna berserah diri. Tawakkal dalam tasawuf dijadikan washilah untuk memalingkan dan menyucikan hati manusia, agar tidak terikat dan tidak ingin dan memikirkan keduniaan serta apa saja selain Allah swt. Pada dasarnya makna tawakal dalam dunia tasawuf berbeda dengan konsep agama. Tawakkal menurut para sufi bersifat fatalis/majbur yakni menggantungan segala sesuatu pada takdir dan kehendak Allah SWT. Sedangkan Mahabbah Menurut Rabi’ah Aladawiyah  yang selalu mengabdikan hidupnya dengan sholat dan berdzikir sepanjang malam yaitu mahabbah atau cinta dan rindu kepada illahi mempunyai dua bentuk, yaitu cinta rindu dan cinta karena ia layak dicintai.

Macam-macam tawakal ada dua yaitu tawakal kepada allah swt dan tawakal kepada selain allah swt, sedangkan macam-macam mahabbah yaitu, mahabbah karena allah, mahabbah kepada allah, mahabbah bersama allah swt, dan mahabbah karena naluri. Diatas juga dijelaskan tingkatan-tingkatan tawakal dan mahabbah.

------------------------------------------------------

Cukup itu penjelasan dari saya, semoga bermanfaat untuk semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tokoh-tokoh Tasawuf Pada Masa Klasik, Abad Pertengahan, Modern, dan Kontemporer

Ahwal dalam Tasawuf : Tawadhu dan Taqwa

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Dan Indikator Pembelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MI